Senin, 14 Desember 2009

Pendekatan Bisnis Dan Pengolahan Limbah Sapi Menjadi Produk Yang Memiliki Nilai Guna

OLEH: BOY MACKLIN

Perkembangan industri dan pola kehidupan masyarakat modern berhubungan langsung dengan peningkatan kebutuhan barang dan jasa, pemakaian sumber-sumber energi, dan sumber daya alam. Penggunaan sumber daya alam secara besar-besaran tanpa mengabaikan lingkungan mengakibatkan berbagai dampak negatif yang terasa dalam waktu yang relative cepat maupun dalam jangka panjang. Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu upaya dan pola pendekatan dalam pemanfaatan sumber daya alam yaitu suatu pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan kita sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Limbah dan emisi merupakan hasil yang tak diinginkan dari kegiatan industri. Sebagian besar industri masih berkutat pada pola pendekatan yang tertuju pada aspek limbah. Pihak industri mungkin masih belum menyadari bahwa sebenarnya ”limbah” sama dengan ”keuntungan” atau pengertian tentang limbah yang terbalik, artinya bahwa limbah merupakan biaya yang harus dikeluarkan dan mengurangi keuntungan. Memang benar bahwa dengan mengabaikan persoalan limbah, keuntungan tidak akan berkurang untuk jangka pendek. Pihak industri yang demikian mungkin belum melihat factor biaya yang berkaitan dengan ”image” perusahaan dan tuntutan pembeli yang mensyaratkan pengelolaan lingkungan dengan ketat. Peluang bisnis pun lepas karena mengabaikan aspek lingkungan.

Usaha peternakan sapi perah, dengan skala lebih besar dari 20 ekor dan relatif terlokalisasi akan menimbulkan masalah terhadap lingkungan, tentang batasan usaha peternakan yang harus melakukan evaluasi lingkungan). Populasi sapi perah di Indonesia terus meningkat dari 334.371 ekor pada tahun 1997 menjadi 368.490 ekor pada tahun 2001 dan limbah yang dihasilkan pun akan semakin banyak. Satu ekor sapi dengan bobot badan 400–500 kg dapat menghasilkan limbah padat dan cair sebesar 27,5-30 kg/ekor/hari. Limbah peternakan umumnya meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan, baik berupa limbah padat dan cairan, gas, ataupun sisa pakan. Limbah peternakan adalah semua buangan dari usaha peternakan yang bersifat padat, cair dan gas. Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam fase cair (air seni atau urine, air pencucian alat-alat). Sedangkan limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas atau berada dalam fase gas.

1. Konep Reduce, Reuse, Recycle

Penerapan konerp 3R dalam pengolahan limbah peternakan sapi ini bisa menjadi suatu solusi bagi peternak-peternak sapi yang berinovasi untuk melakukan waste to product. Aktifitas 3R (reduce, recycle, reuse) merupakan dasar dari berbagai usaha untuk megurangi limbah dan mengoptimalkan proses produksi. Reduce berarti menggunakan input yang lebih sedikit, termasuk bahan baku dan energy, sehingga pengaruhnya terhadap lingkungan hidup menjadi lebih kecil karena limbah produksi yang dihasilkan juga lebih sedikit. Reduce berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-barang yang anda tidak “terlalu” butuhkan seperti baju baru, aksesoris tambahan atau apa pun yang intinya adalah pengurangan kebutuhan. Reuse sendiri berarti pemakaian kembali seperti contohnya memberikan baju-baju bekas anda ke yatim piatu. Recycle adalah mendaur ulang barang. Paling mudah adalah mendaur ulang sampah organik di rumah anda, menggunakan bekas botol plastik air minum atau apapun sebagai pot tanaman, sampai mendaur ulang kertas bekas untuk menjadi kertas kembali. Daur ulang secara besar-besaran belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat sampah yang membedakan antara organik dan non-organik saja tidak jalan. Malah akhirnya lebih banyak gerilyawan lingkungan yang melakukan daur ulang secara kreatif dan menularkannya pada banyak orang.

2. Definisi

Produk baru adalah segala sesuatu yangdapat ditawarkan ke pasar yang berasal dari suatu penggunaan produk sehingga didapatkan nilai jual sampingan dari nilai jual utama. Dalam pengolahan limbah cair sapi ini, ternyata dapat di gunakan menjadi bahan-bahan yang dapat mendukung kegiatan pertanian.

Bahan baku adalah segala sesuatu yang mendukung suatu kegiatan produksi yang menjadi bahan utama dalam pembuatan produk tersebut.

Ekologi Industri adalah proses industri alur tertutup, yang berarti bahwa buangan industri menjadi masukan proses industri lain. Ini berbeda dengan alur terbuka, di mana sumberdaya dan modal yang ditanam bergerak melalui sistem dan menghasilkan buangan yang tidak terpakai.

http://onlinebuku.com/2009/01/31/pendekatan-bisinis-dan-pengolahan-limbah-peternakan-sapi-menjadi-produk-yang-memiliki-nilai-guna/

Oleh: Boy Macklin

Kualitas Ransum

Ransum sapi perah yang ideal ditinjau dari segi biologis dan ekonomis, terdiri dari sejumlah hijauan dan konsentrat. Hijauan dan konsentrat sebagai komponen ransum sapi perah, merupakan sumber zat-zat makanan yang diperlukan untuk berbagai funsi tubuhnya. Agar zat-zat makanan tersebut dapat terpenuhi, maka hijauan dan konsentrat perlu diformulasikan menjadi suatu ransum.

Hijauan dalam ransum sapi perah masih tetap merupakan porsi terbesar dan konsentrat sebagai tambahan, sehingga kualitas konsentrat yang diformulasikan tergantung pada kualitas hijauan yang diberikan. apabila kualitas hijauan yang diberikan rendah, konsentrat yang akan diformulasikan haruslah berkualitas tinggi. Sedangkan apabila hijauan yang diberikan berkualitas tinggi, konsentrat yang akan diformulasikan tidak perlu berkualitas tinggi, sebab tidak ekonomis.

Hijauan merupakan sumber energi yang relatif murah. Akan tetapi sapi-sapi perah yang berproduksi susu tinggi belum tentu mampu mengkonsumsi sejumlah hijauan yang memenuhi zat-zat makanan yang dibutuhkannya.

Kesehatan Sapi Perah

1. MASTITIS (RADANG KELENJAR SUSU)

Disebabkan oleh: bakteri streptococcus cocci dan stapphylococcus cocci
Masa Inkubasi: sangat bervariasi
Penularan: bakteri masuk melalui puting susu dan berkembang biak dalam saluran susu
Gejala Spesifik: adanya peradangan pada saluran kelenjar susu dan perubahan fisik dan kimiawi air susu.
Gejala Umum:
1. Masitis yang akut: Ambing yang terserang bengkak dan bila diraba terasa panas. Air susu menjadi encer dan lama kelamaan sekresi air susu berhenti sama sekali. Nafsu makan menurun, bulu tampak kusam dan kasar. Suhu tubuh naik.
2. Masitis yang Krinis: Lebih sering menyerang sapi perah yang telah tua. Dari luar tidak menunjukan gejala bahwa hewan tersebut terserang penyakit. Terjadi pembengkakan ambing dan air susunya menggumpal.
Pencegahan dan Pengobatan:
1. Memperhatikan kebersihan dalam pemerahan sapi.
2. Menghindarkan kemungkinan luka pada ambing atau puting dalam cara pemerahan maupun karena gesekan dengan lantai kandang.

2. MILK FEVER (DEMAM SUSU)
Penyebab: kekurangan Ca yang akut. Hal ini akan menimbulkan gangguan metabolisme mineral, yakni metabolisme Ca yang bisa berakibat kepada seluruh tubuh.
Gejala:
- sapi nampak gusar dalam waktu yang singkat, kemudian kaki belakang nampak lemah, sulit digerakkan, gerakan rumen terhenti dan nafsu makan hilang.
- sapi menjadi lumpuh. Kelumpuhan bisa terjadi sebelum atau sesudah melahirkan.
- berbaring terus menerus dengan posisi seperti sapi yang sehat, tetapi lehernya dilipat dan kepalanya diletakkan di sisi tubuhnya.
- reaksi terhadap lingkungan tak sempurna, tak bisa menelan dan ludah keluar dari mulut, bola mata setengah tertutup, temperatur tubuh menurun sampai 35 derajat C.
- Sapi nampak seperti tidur nyenyak,
- dan konstipasi.
Penegahan dan Pengobatan: Sapi harus cukup mendapatkan kandungan Ca, P, Mg, dalam ransum. Pengobatan dengan injeksi preparat-preparat Ca dan intravenous 500cc, dengan larutan calsium gluconat 20%.

3. PENYAKIT KEGUGURAN MENULAR
Penyebab: kuman brucella abortus
Masa inkubasi: tidak tentu, dapat berminggu-minggu sampai berbulan-bulan.
Penularan: kuman penyakit ini dapat masuk ke dalam badan bersama makanan dan minuman. kadang-kadang dapat juga terjadi penularan melalui sapi pemacek pada waktu perkawinan.
Gejala Spesifik: adanya radang dari alat kelamin, terjadinya keguguran dan kemungkinan terjadinya sterilitas.
Gejala Umum: Keguguran biasanya terjadi pada pertengahan masa bunting, terjadi mastitis, pembengkakan pada siku dan lutut kaki, penurunan produksi susu, bila terjadi keguguran maka pedet yang dihasilkan sangat lemah, sering terjadi retensio secundinarium, yaitu keluarnya plasenta setelah melahirkan, tapi hanya sebagian saja.
Pencegahan dan Pengobatan:
Tindakan Higienis:
- memisahkan sapi yang sakit dari yang sehat
- Pemeriksaan terhadap hewan yang abru datang atau baru dibeli
- Pemeriksaan kesehatan ternak secara teratur
- Air susu sapi yang menderita penyakit ini tidak boleh diminum manusia.
Vaksinasi:
- Vaksinasi menggunakan vaksin Strain 19 terutama pada sapi muda beumur 4-6 bulan. untuk sapi kurang dari 6 bulan tidak boleh divaksin.

4. BLOAT (KEMBUNG PERUT)
Penyebab: Gangguan pencernaan karena gas didalam perut tidak bisa keluar. Penyakit in terjadi karena:
- proses fermentasi yang terlalu cepat, sehingga membentuk timbunan gas yang cukup banyak di dalam perut.
- terjadi karena sapi yang lapar kmakan makanan jenis leguminose yang masih basah akibat embun pagi atau air hujan.
Gejala:
- lambung pada sisi kiri bagian atas membesar dan menjadi sangat kencang sehingga menjadi berbunyi apabila dipukul dengan jari.
- pernafasan berat dan kontraksi rumen kuat sehingga sapi sering terhuyung- huyung dan sebentar sapi berbaring dan berdiri.
Pencegahan dan Pengobatan:
- Jangan membiarkan sapi yang sedang tumbuh lapar dan langsung diberi makanan leguminosa yang masih basah.
- memberikan jerami kering terlebih dahulu pada hewan lapar.
- jika sapi menderita bloat, gas harus segera dikeluarkan dengan cara memasukkan pipa melalui mulut atau menggunakan trocar atau canula.
- memberikan antibiotik guna membasmi bakteri yang menghasiilkan gas.

5. ANTRAX (RADANG LIMPA)
Penyebab: Bacillus antrhacis
Masa inkubasi: 1-2 minggu
Penularan: melalui makanan , minuman, pernafasan serta kulit. Sumber penularan dan penyebab penyakit dapat berupa tanah yang sudah tercemar, air, dan tumbuhan yang tumbuh di atasnya, binatang kecil yang menggigit dan menghisap darah. kuman ini dapat membentuk spora sehingga dapat tetap hidup dalam waktu lama di dalam tanah
Gejala spesifik: Adanya demamyang akut dan terjadi pembesaran limpa. paa sapi yang telah mati, dari mulut, hidung keluar darah dan dari anus keluar kotoran yang berwarna hitam.
Gejala Umum: suhu tubuh tinggi, pernafasan dan denyut jantung menjadi cepat, produksi air susu berhenti sama sekali, sapi sulit buang kotoran.
Pencegahan dan Pengobatan:
- vaksinasi pada sapi denganmenggunakan vaksin Max Sterne. kekebalan timbul setelah 10-14 hari dengan dosis 1cc.
- menggunakan anti Antrax serum untuk dosis pencegahan 50 -100 cc dan dosis 100-200 untuk penyembuhan.
- suntikan antibiotik.

Perkandangan Sapi Perah

1. Syarat-starat yang harus diperhatikan dalam pembuatan kandang:
a. Ventilasi
Ventilasi adalah jalan keluar masuknya udara yang berguna untuk mengeluarkan udara kotor dari dalam kandang dan menggantikan dengan udara segar yang berasal dari luar.
b. Sinar Matahari
Sinar matahari berfungsi sebagai desinfektan dan membantu pembentukan vitamin D.
c. Kebersihan
Kandang yang selalu bersih dan kering akan menjamin kebersihan sapi dan akan mempengaruhi mutu susu yang diperah.
d. Konstruksi Kandang
Konstruksi kandang dibuat sedemikian rupa sehingga semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan praktis.
e. Keamanan Hewan
Untuk kandang sapi betina harus dibuat lebih kuat untuk mengurangi bahaya dari sapi pejantan. Ukuran kandang untuk satu ekor sapi adalah 2,25 x 1,25 m2.

2. macam-macam Kandang
a. menurut konstruksinya
- Kandang tunggal
- Kandang ganda
b. menurut kegunaannya
- kandang pejantan
- kandang sapi betina
- kandang beranak
- kandang pedet
- kandang karantina

PEMELIHARAAN SAPI PERAH

1.Pemeliharaan Induk Bunting

a.Makanan mengandung Ca dan P yang cukup untuk pertumbuhan janin serta dengan SK minimum 13 %.
b.Keadaan fisik
c.Exsercise dengan jalan-jalan atau padang gembala.
d.Makanan penguat menjelang induk beranak, untuk :
-pembentukan ambing, khususnya untuk sapi dara
-pembentukan colustrum
-berpengaruh pada produksi susu masa laktasi yang akan datang
e.Pemerahan harus dihentikan 1½ - 2 bulan setelah melahirkan (sapi kering)

Pemerahan pada umumnya dilakukan 2 kali sehari pada jam-jam yang sudah pasti dan dilaksanakan dengan pemerahan yang lembut. Dalam persiapan pemerahan yang perlu diparhatikan adalah menenangkan sapi, membersihkan kandang, membersihakan bagian tubuh, mengikat ekor, mencuci ambing. Cara pemerahan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan

1. memegang pangkal puting susu antara ibu jari dan jari tengah 2). menggunakan kelima jari tangan.

Pemeliharaan sapi sedang kering berguna untuk :

*Mengembalikan kondisi tubuh atau memberikan istirahat pada sapi agar produksi yang akan datang baik
*Mengisi kembali kebutuhan vitamin-vitamin dan mineral-mineral setelah laktasi sehingga sapi tetap sehat.
*Menjamin pertumbuhan fetus dalam kandungan.

2.Pemeliharaan Pedet (lahir – 8 bulan)
a.Pedet sesudah lahir
-Membersihkan lendir yang ada pada mulut dan seluruh tubuh
-Memotong tali pusar, dipotong ± 10 cm dan diolesi mercurochrom atau yodium, sulfa powder, anti biotik untuk mencegah infeksi.
-Diusahakan pedet memperoleh colustrum pada induknya apabila induk mati bisa diberikan colustrum buatan. Colustrum ialah produksi susu 5-7 hari pertama pada ternak yang baru melahirkan.

Colustrum sangat penting bagi pedet karena :

*Mengandung banyak protein dan vitamin A, B serta C yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan pedet.
*Mengandung anti bodi untuk mencegah adanya infeksi
*Bekerja sebagai laxantia yang membantu pencernaan dan meconium.

b.Pedet Lepas Sapih
-Pemberian susu pada pedet sampai berumur 2½ - 3 bulan setelah itu pedet disapih.
-Dehorning (pemotongan tanduk)

Tujuan dari penghilangan tanduk ini adalah
-Untuk menghindarkan bahaya penandukan
-Menghindarkan kerusakan kulit
-Menghemat ruangan

Ada 3 Metode pemotongan tanduk yaitu :
-Penggunaan bahan kimia. Bahan yang umum digunakan yaitu caustic soda dan perlu berhati-hati dalam menggunakan bahan itu untuk menghindari luka bakar.
-Penggunaan alat pemotong listrik. Alat tersebut dipasang pada pangkal tanduk selama 10 detik dan akan merusak sel-sel tanduk maupun mencegah pertumbuhan tanduk selanjutnya.
-Pemotongan dengan gergaji. Tanduk dipotong 1 cm dari pangkal kulit untuk mengurangi pendarahan tanduk dilakukan dengan jarum mesin jahit yang telah diberi benang dan memasukkannya dibawah pembuluh utama tanduk baru diikat.

c.Penjagaan kesehatan

3.Pemeliharaan Sapi Dara (Heifer) 9 bulan – beranak pertama
-Pemberian ransum pada sapi perah dara harus selalu diawasi agar jangan sampai kegemukan atau mengalami pertumbuhan yang terlambat
-Pembesaran dara untuk dijadikan induk mempunyai dua tujuan :
a.Pengganti Induk
Sapi perah induk mesti ada yang dikeluarkan dengan alasan sapi yang berproduksi susu rendah, mengidap penyakit tertentu, sudah berumur tua sehingga produksi turun dan alasan lain.
b.Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha dengan jalan menambah jumlah populasi dapat ditempuh dengan 2 cara :
*Membesarkan sapi dara yang berasal dari sapi perah sendiri.
*Membeli bibit siap perah dari luar

Kriteria sapi dara yang digunakan sebagai calon induk adalah :
*Berasal dari turunan yang mempunyai kemampuan produksi tinggi
*Menunjukkan pertumbuhan yang baik dan normal
*Tidak mempunyai cacat tubuh dan tidak mengidap penyakit apapun
-Sapi dara dikawinkan umur 14 – 17 bulan sehingga diharapkan dapat beranak dan memproduksi susu pada umur 23 – 26 bulan. Lama bunting sapi rata-rata 280 hari. Sapi dewasa yang baru beranak dikawinkan kembali sesudah 60-90 hari agar jaringan alat reproduksi yang rusak akibat melahirkan telah pulih kembali.
-Kekurangan pemeliharaan atau perawatan di masa-masa pertumbuhan akan mengakibatkan:
*Sapi sulit bunting bila dikawinkan.
*Sering terjadi kesulitan dalam melahirkan (distochia).
*Pedet yang dilahirkan kecil dan lemah
*Produksi air susu sedikit

4.Pemeliharaan sapi dewasa
a.Pemeliharaan badan :
Tujuan dari pemeliharaan badan adalah menjaga kesehatan sapi, menjaga produksi susu tetap stabil dan menghindarkan pengotoran susu dari bulu-bulu yang rontok.
b.Pemeliharaan kuku

Kuku yang tidak dipelihara dapat berakibat :
-Kedudukan tulang racak menjadi salah yang menimbulkan titik jatuh hewan jatuh pada racak bagian belakang.
-Bentuk punggungnya seperti busur
-Mudah kena penyakit kuku
-Sapi menjadi pincang

5.Pemeliharaan sapi jantan
a.Pemberian cincin hidung.
Dilakukan pada saat sapi berumur 6 bulan dengan cara melubangi sekat hidung pada bagian yang paling tipis. Maksud dari pemberian cincin hidung ini adalah untuk mempermudah perawatan dan latihan serta mengurangi bahaya kebih-lebih sapi jantan.
b.Melatih pejantan.
Latihan diperlukan agar sapi menjadi lebih jinak sehingga lebih mudah dikuasai dan dirawat.
c.Penambatan sapi.
Agar sapi tidak tersakiti maka tali yang di tambatkan ke kandang bukanlah tali yang ditambatkan pada cincin hidungnya.
d.Batas umur untuk dikawinkan.
Dengan pemeliharaan dan perawatan yang baik seekor sapi pejantan dapat dipergunakan sebagai hewan pemacek sampai umur 12-15 tahun.